Jawapan Hati

Since the day yang aku putuskan utk buat perubahan pade diri aku, hidup aku tak penah lagi same mcm dulu. Sejak hari tu, sampai la sekarang, aku rase diri aku da jadi orang yang sangat berbeze. I mean SANGAT2!! Aku da kembali semule ke karekter aku mase dulu2, karekter sebelum aku join PLKN. Pendiam, tak campur sgt dgn orang (bkn dgn semue), pelik, sampai kadang2 ade orang yg terase hati dgn aku. Aku pon tak sure, sama ada mereke yang terlalu sensitif, or actually aku yang tersilap langkah.

Dulu mmg aku orang yg mcm tu, hidup dalam dunie aku sendiri. Tapi sebagai seorang insan, sikit sebanyak dalam hati ni mesti ade jugak rase untuk berubah. Bile aku tgk orang lain gembire, gelak2, ketawe2 seseme dorang..aku jeles sgt2. Kenape aku tak macam mereke, keterampilan mereke, ramah mereke, gurauan mereke..aku tanye soalan2 ni pade diri sendiri. At last aku putuskan untuk jadi mcm dorang. Luckily, aku join program khidmat negare tu. Terlalu byk aku belajar dari sane, sampaikan bile keluar..aku sendiri dapat rase sendiri perubahannye. Aku bukan mcm dulu lagi. From the very 1st day aku kat kolej lame aku, aku praktikkan ape yg aku belajar. Aku xnak lagi hidup sorang2. Aku buat ape je yg aku mampu untuk gembirekan kawan2 aku, no matter siape die, laki or perempuan. Dalam kelas aku cube hidupkan suasane, bergurau dgn mereke, make them laugh. Yer mmg aku akui, aku happy dgn perubahan tu.

Satu hari, aku terbace ttg satu artikel islamik. Ttg hubungan laki2 dan wanita. Aku rase aku penah cite dlm post sebelum ni. Tapi xpe, dlm post ni, aku copipaste sket ape yg aku bace..

**********

Dalam setiap hal, Umar bin Al-Khaththab pernah berkata, “Ucapan itu hanya ada empat, selain itu cuma sampah belaka. Pertama, membaca Al-Quran. Kedua, membaca hadits-hadits nabi. Ketiga, membaca ucapan-ucapan penuh hikmat dari para ulama. Keempat, berbicara hal yang penting, dalam soal keduniaan.”

Itulah sahaja bagi setiap muslim dan muslimah. Oleh itu tidak sepatutnya seorang muslim atau muslimah berborak soal-soal seharian secara berlebihan, kerana semua itu ibarat sampah yang seringkali mengandung kotoran dosa dan maksiat. Apalagi, antara seorang muslimah dengan seorang muslim, yang harus saling menjaga kehormatan masing-masing. Memang, bercakap dengan lawan jantina dibolehkan. Tapi para ulama, memberikan beberapa panduan, sesuai dengan berbagai nas dalam syariat yang ada.

• Menahan Pandangan
Allah berfirman, ”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya …” (An-Nur: 30-31)

• Menutup Aurat
Allah berfirman,

”… Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya …” (An-Nur: 31) Maksudnya, bila harus bercakap dengan yang bukan muhrim, seorang wanita muslimah harus menutup aurat sebatas yang dia yakini sebagai aurat, menurut dasar yang jelas.
• Tenang dan Sopan dalam Gerak-Geri
Allah berfirman

“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab: 32) Di sini, yang perlu dihindari oleh wanita muslimah saat bercakap dengan lelaki bukan muhrim adalah tutur kata yang direka supaya kelihatan menarik, mendayu-dayu, mendesah-desah, atau dengan menggunakan suara yang indah, terlalu lemah lembut, dan seumpamanya. Bahasanya harus tegas, lugas dan seperlunya saja.

• Serius dan Sopan dalam Berbicara
Allah berfirman, “… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab: 32) Maksudnya, seorang muslimah tidak boleh banyak bergurau saat berbicara atau membicarakan sesuatu dengan lawan jantinanya. Kerana, gurau dan tawa itu dapat mengundang ketertarikan pihak lawan jenis. Dan itu bahaya yang perlu dihindari seboleh mungkin.

• Hindari Mengatakan Hal-hal yang Tidak Perlu
Segala yang bersifat darurat, haruslah dibatasi seboleh mungkin. Meski berbicara dengan lawan jenis tidak selalu merupakan hal darurat bagi seorang wanita muslimah, namun berbicara secara panjang lebar boleh menyudutkan seorang wanita muslimah dalam kedaruratan. Kerana itu boleh mendorong untuk sedikit banyak menyentuh hal-hal yang dianggap kurang baik, atau bahkan dilarang dalam Islam. Oleh sebab itu, cuba bataskan topik-topik pembicaraan, dan hindari topik-topik yang tidak perlu dibahas. Kerana, bagaimanapun, seorang wanita adalah godaan bagi kaum lelaki. Bahkan godaan terberat baginya dalam segala situasi dan keadaan.

Allah berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (Al-Mukminun : 1-3) Berbual menerusi telefon dibolehkan. Dalam hal ini, setidaknya dengan tingkat kecanggihan media telefon hingga saat ini, soal pandangan haram boleh dihindarkan sama sekali. Tapi soal adab-adab lain dalam berbicara, harus tetap diberi perhatian.

********

Ni merupakan salah satu artikel yg aku bace di antare semue artikel yg aku jumpe. Hampir semuenye membicarakan hal yang sama. Ada nasnya, ada dalilnya, ada penerangannya. So, bile aku kate ttg perubahan, aku bukan saje2 je buat ikut sedap kepale aku, sebaliknye aku rujuk dan kaji betul2 ape yang aku bace.

Tapi kesudahannya? Ape yang terjadi bile aku hentikan gurauan2 aku? Ape terjadi bile aku tak lagi memandang mereke bile berjumpe? Ape terjadi bile aku tak lagi mengukirkan senyuman bile bertemu? Bile berkumpul, di saat mereke bergurau dan ketawe, aku cume diam membatu. Adakah itu salah?

Lalu, ape pulak pandangan mereke pade aku? "die ni da terlalu melampau", "die tak macam dulu lagi", "aku xboleh terime care die lagi"...dan lain-lain. Maybe salah aku, melakukan segalenye dgn drastik. Terlalu drastik. Tanpe memaklumkan apape, aku cube membuat putaran 180 darjah. Dan aku tak expect mereke untuk terime aku sebagaimana adanya. Cumenye aku harap sangat2 ape yg aku lakukan ni dapat memberi ketenangan pade diri aku. Malangnye, ape yg aku dapat bile aku lakukan semue ni? Tekanan..tekanan dan tekanan..

Adakah ini yang sepatutnye aku terime? Akhirnya aku terfikir. Untuk siapa aku berubah? Untuk diri sendiri atau untuk orang lain? Adakah aku punya jalan yang lebih baik selain jalan ini? Apa caranya supaya aku dpt menggembirakan semua? Apa harus aku lakukan untuk mendapatkan keredhaan Allah dan dalam masa yang sama menyenangkan hati aku serta mereka? Seyesly aku buntu.

Adakah ini merupakan jalan terbaik untuk aku? Perlukah aku berubah menjadi seperti sebelumnya demi mereka? Aduh buntunye aku. Adakah care aku ni salah, lalu menyebabkan semuenye jadi macamni? Ya Allah, aku perlukan petunjuk..





Ps: Mungkin aku perlu jadi mcm dulu balik..for their own sake. Meski pun aku rase btol2 terluke..

1040